Dunia kita sekarang ini dikenal dengan istilah global village (kampung global). Istilah global village sangat erat dikaitkan dengan Marshal McLuhhan yang mengungkapkan istilah ini dalam dua buku terkenalnya: The Guttenberg Galaxy: The Making of Typoghraphic (terbit tahun 1962) dan Understanding Media (terbit tahun 1964). McLuhan mendeskripsikan bahwa dunia saat ini telah menciut menjadi sebuah kampung kecil karena kecanggihan teknologi elektrik. Pergerakan informasi yang begitu cepat dapat diketahui oleh berbagai manusia di tempat yang berbeda pada saat yang sama. Sekarang ini, istilah global village kebanyakan digunakan sebagai metapora untuk mendeskripsikan internet dan jaringan dunia luas (www/World Wide Web). Dengan internet, jarak fisik tidak lagi menjadi halangan bagi orang-orang untuk melakukan aktivitas komunikasi secara langsung. Oleh karena itu maka lingkungan sosial (social sphere) menjadi begitu terbuka karena terbukanya jaringan tersebut. Orang-orang dapat mengakses berbagai informasi dan berinteraksi satu sama lain secara langsung. Dengan menjamurnya fasilitas-fasilitas bernuansa global dalam Internet, hal-hal yang bisa kita lakukan menjadi hampir tidak terbatas. Sebut saja fasilitas Google Earth, yang seolah memasukkan seluruh dunia ke dalam komputer kita; atau mesin pencari Google, yang membawa kita menjelajahi dunia ini dalam hitungan menit, bahkan detik. Demikian pula halnya dengan situs-situs pertemanan global, seperti Faeebook, kita dapat menjangkau orang-orang yang tinggal bahkan di tempat-tempat yang kita belum pernah dengar namanya. Semua ini memang hasil dari revolusi dunia teknologi informasi yang telah menjadikan dunia mirip kampung global {global village) seperti yang pernah diprediksi oleh Marshall McLuhan.
Teknologi merupakan wujud material budaya manusia. James M. Henslein, dalam bukunya Sociology: A Down to Earth Approach menjelaskan bahwa inti kebudayaan material suatu kelompok terletak pada teknologinya. Teknologi sendiri diciptakan untuk memudahkan manusia melakukan berbagai aktifitasnya. Semakin ke sini kita melihat bahwa teknologi semakin dapat merealisasikan ide-ide kreatif manusia dalam bentuk yang konkrit. Dengan teknologi manusia bisa bercakap dari jarak ribuan bahkan jutaan kilometer secara langsung. Dengan kecanggihan teknologi manusia dapat menjelajahi ruang angkasa. Dengan kecanggihan teknologi manusia juga bebas mengekslorasi isi perut bumi.
Timbul pertanyaan lalu bagaimana dengan dunia pendidikan (termasuk di dalamnya Pendidkan Islam). Adakah implikasi kecanggihan teknologi (dalam hal ini teknologi informasi) terhadap dunia pendidikan (khususnya Pendidikan Islam)? Jika implikasi itu ada maka seberapa besar pengaruhnya? Tulisan ini akan mencoba untuk membahas implikasi kemajuan IT terhadap pendidikan Islam.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknologi Informasi
Frase “Teknologi Informasi” merupakan terjemah dari istilah bahasa Inggris Information Technology (IT). Teknologi (technology) dalam pengertiannya yang sangat luas merujuk pada seni praktis. Seni praktis ini mencakup hal-hal mulai dari berburu, memancing, memanen, bertani, beternak hewan, sampai menambang kekayaan perut bumi, konstruksi bangunan, transportasi, perangkat komunikasi, kesehatan, dan teknologi militer. Teknologi adalah gabungan dari skill (kemampuan), knowledge (pengetahuan), dan prosedur-prosedur untuk membuat, dan melakukan hal-hal yang berguna. Konsep teknologi berusat pada proses-proses yang utamanya bersifat biologis dan fisik ketimbang bersifat psikologis dan sosial. Teknologi adalah tradisi budaya (cultural tradition) yang dikembangkan di lingkungan masyarakat manusia terkait dengan lingkungan yang bersifat biologis dan fisik. Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa teknologi adalah ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sementara kata “informasi” adalah terjemahan dari kata berbahahasa Inggris information. Kata ini secara etimologi berasal dari kata Perancis kuno informacion yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan memiliki pengertian sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat. Kesimpulannya bahwa yang disebut informasi adalah data yang diolah dalam suatu konteks dan menjadi sesuatu bentuk yang memiliki arti bagi penerimanya.
Setelah kita mengetahui masing-masing pengertian kata “teknologi” dan “informasi”, sekarang kita tiba pada frase “Teknologi Informasi”. Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).
Secara historis, pada awalnya manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan. Demikianlah dengan teknologi informasi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Dalam kaitannya dengan Teknologi Informasi saat ini, ada dua hal yang memiliki nilai sangat signifikan yaitu teknologi perkomputeran dan diikuti oleh teknologi internet.
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika. Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sebagai pelengkap). Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas). Saat ini, komputer sudah semakin canggih. Namun, sebelumnya komputer tidak sekecil, secanggih, dan seringan sekarang. Dalam sejarahnya komputer mengalami proses lima kali regenerasi. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanjaan, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang menghubungkan
berbagai tempat di dunia.
Apa itu internet? Secara harfiah internet berarti jaring yang saling berhubungan. Secara historis, internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Tahun 1971, Ray Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon “@” juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.
Dengan adanya teknologi komputer yang diikuti oleh teknologi internet, dunia kini bagaikan menjadi sebuah jaring-jaring besar yang satu sama lain saling terhubung. Internet akan terus menjadi perangkat penting untuk menjaga dan sekaligus meningkatkan kekuatan saintifik dan komersil di seluruh dunia. Pada abad ini, internet telah dan akan menyediakan suatu lingkungan yang sangat kuat dan cakap bagi aktifitas-aktifitas bisnis, kesehatan, pendidikan, budaya, hiburan dan kesehatan publik. Manusia abad ini akan menggunakan teknologi internet untuk bekerja, belajar, transaksi bank, hiburan, dan berkomunikasi satu sama lain.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah perilaku (behavior) manusia. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran hanya merupakan suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Sedangkan untuk pengertian pendidikan Islam, banyak pakar memberikan definisi tentangnya. Hasan Langgulung misalnya mendefinisikan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kesimpulannya adalah bahwa pendidikan Islam merupakan suatu upaya berproses dalam memberikan pengetahuan dan nilai-nilai keisalaman kepada generasi muda Islam agar kelak menjadi pribadi-pribadi yang sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.
Agar tujuan pendidikan Islam mencapai hasil yang diinginkan, maka penyelenggaraan pendidikan Islam harus dilaksanakan secara profesional oleh para penyelenggara pendidikan Islam. Apa yang dimaksud dengan profesional? Kata profesional merupakan kata serapan dari bahasa Inggris professional yang berarti ahli. Kata professional bahasa Inggris itu juga sesungguhnya berasal dari bahasa Latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan” Merujuk pada arti demikian, maka penyelenggara pendidikan Islam yang professional adalah mereka yang memiliki kemampuan dan ahli dalam menyelenggarakan proses pendidikan Islam.
Ada beberapa syarat profesionalisme:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berlandaskan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam;
2. Menekankan keahlian pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bidang profesi;
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan tinggi;
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan; dan
5. Memungkinkan pengembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Penyelenggara pendidikan Islam yang profesional adalah penyelenggara pendidikan yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas penyelenggaraan pendidikan. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan kemampuan profesional, baik yan bersifat pribadi, sosial maupun akademis.
Penyelenggara pendidikan yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian, baik dalam materi maupun metode. Beberapa persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh penyelenggara pendidikan profesional antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuni, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri berkelanjutan melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dlsb.
3. Implikasi IT Terhadap Pendidikan (Islam)
Teknologi diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Demikian pula halnya dalam bidang pendidikan. Keberadaan teknologi umunya, dan teknologi informasi khususnya, sangat membantu memudahkan proses pendidikan (termasuk pendidikan Islam). Teknologi komputer misalnya sangat membantu dunia pendidikan dalam menginput, mengelola, menyimpan dan memproduk data. Dengan adanya media komputer, maka dunia pendidikan tidak lagi memerlukan banyak ruangan untuk menyimpan data-data yang sebelumnya ditulis di kertas. Kini data dapat disimpan dengan aman dalam perangkat hardisk komputer atau pun flashdisk. Alat-alat teknologi lainnya juga tidak kurang membantunya dalam dunia pendidikan. Keberadaan tape recorder, televisi, video, LCD projector, semuanya sangat membantu dan memudahkan dunia pendidikan.
Khusus untuk teknologi informasi (TI/IT) dan Internet secara umum tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Keberadaan Internet telah membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan yang merupakan salah satu sumber informasi teramat mahal harganya. Maksudnya, tidak setiap perpustakaan (baca : di Indonesia) dapat menyediakan buku-buku yang dibutuhkan oleh pembaca. Ini tentu terkait dengan budget yang dimiliki oleh pengelola perpustakan itu sendiri. Dengan adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat, atau sumber-sumber informasi lain di seluruh dunia. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Khusus untuk pendidikan Islam, keberadaan teknologi informasi plus internet sangat signifikan dalam membantu meningkatkan kualitas pendidikan Islam tersebut. Kita dapat melihat bahwa dengan kecanggihan teknologi informasi, kini khazanah intelektualisme Islam baik klasik, terlebih lagi modern dapat dikemas dalam sebuah produk berupa software instaler yang dapat dijalankan di komputer, baik desktop, apalagi notebook. Jika dahulu, khazanah intelektualisme itu ada dalam ribuan jilid buku yang membutuhkan banyak biaya untuk mengaksesnya, kini dengan software kita bisa mengaksesnya hanya dengan hitungan detik, bukan hanya satu atau dua kitab, bahkan kita bisa membuka beberapa kitab sekaligus untuk kajian perbandingan misalnya. Hal ini tentu semakin memudahkan para penuntut ilmu-ilmu keislaman untuk lebih memperdalam basis keilmuan mereka dengan mengkaji khazanah intelektualisme Islam klasik dan modern yang seakan sudah berada dalam gengggaman tangan.
Sementara itu, teknologi internet tidak kurang signifikansinya dalam mempermudah akses informasi keilmuan bagi pendidikan Islam. Dengan tersedianya mesin pencari (search engine) kita bisa mencari informasi apa pun di dunia maya. Dalam hitungan detik informasi itu pun tersedia. Kini banyak terdapat website-website yang memberikan layanan free untuk mengakses pengetahuan keislaman (dan umum). Model open source website seperti itu tentu akan mempermudahkan para pelajar muslim untuk mengakses pengetahuan. Berikut ini adalah beberapa contoh website yang menerapkan model open source: www.waqfeya.net; www.al-mostafa.com; www.majles.alukah.net; www.almeshkat.net; www.saaid.net; www.archive.org/detail/opensource; www.library.nu dlsb.
Perkembangan teknologi IT dan internet yang sangat maju ini tentu saja harus dimanfaatkan oleh dunia pendidikan Islam kita demi meningkat mutu dan kualitasnya. Menjamurnya software-software yang menyediakan khazanah intelektualisme Islam klasik dan modern harus dimanfaatkan oleh para pelajar muslim. Mereka kini dimanjakan dengan kemudahan membaca kitab-kitab turats warisan sejarah klasik Islam. Dengan kecanggihan IT ini para pelajar muslim bisa mengkaji kitab-kitab turats untuk dianalisis dengan kaca mata modern. Tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk tidak mau membaca karena semuanya sudah tersedia. Para pemegang kebijakan pendidikan Islam pun seharusnya memanfaatkan momentum ini dengan cara misalnya membuat perpustakaan digital yang bisa digunakan oleh para pelajar yang tidak memiliki komputer di rumahnya. Hanya dengan cara seperti ini, maka pendidikan Islam akan meningkat kualitasnya di masa mendatang.
Keberadaan situs-situs yang menyediakan akses informasi keilmuan yang free, juga sangat membantu terwujudnya kualitas pendidikan Islam yang mumpuni. Dengan tersedianya akses internet yang kian mudah dan murah, dunia pendidikan Islam dapat menyelenggarakan forum-forum diskusi jarak jauh, misalnya dengan fasilitas Face Book, E-mail bahkan e-Learning.
Khusus untuk e-Learning, dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi, seperti Malaysia. Sebagai solusi, e-Learning memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih cepat.
Dikatakan lebih murah karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai ruang pertemuan dan ruang tempat proses belajar mengajar terjadi. Selain itu, dengan metode e-Learning, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor.
Dikatakan lebih baik karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Artinya, kecepatan belajar ditentukan oleh diri sendiri bukan oleh kemampuan yang diseragamkan dalam kelas. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
Dikatakan lebih cepat karena, metode pembelajaran secara e-Learning memberi kebebasan kepada pesertanya untuk tidak menghadiri ruang kelas apabila mereka ingin mendapatkan jawaban atas permasalahan mengenai suatu bidang yang saat ini digelutinya atau dipelajarinya, asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari. Ini sangat berbeda sekali dengan metode pembelajaran konvensional, dimana apabila ada suatu masalah yang memerlukan jawaban, biasanya solusi dari masalah tersebut dijabarkan hanya di ruang kelas saja, umumnya dilakukan oleh staf pengajar.
Teknologi diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Demikian pula halnya dalam bidang pendidikan. Keberadaan teknologi umunya, dan teknologi informasi khususnya, sangat membantu memudahkan proses pendidikan (termasuk pendidikan Islam). Teknologi komputer misalnya sangat membantu dunia pendidikan dalam menginput, mengelola, menyimpan dan memproduk data. Dengan adanya media komputer, maka dunia pendidikan tidak lagi memerlukan banyak ruangan untuk menyimpan data-data yang sebelumnya ditulis di kertas. Kini data dapat disimpan dengan aman dalam perangkat hardisk komputer atau pun flashdisk. Alat-alat teknologi lainnya juga tidak kurang membantunya dalam dunia pendidikan. Keberadaan tape recorder, televisi, video, LCD projector, semuanya sangat membantu dan memudahkan dunia pendidikan.
Khusus untuk teknologi informasi (TI/IT) dan Internet secara umum tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Keberadaan Internet telah membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan yang merupakan salah satu sumber informasi teramat mahal harganya. Maksudnya, tidak setiap perpustakaan (baca : di Indonesia) dapat menyediakan buku-buku yang dibutuhkan oleh pembaca. Ini tentu terkait dengan budget yang dimiliki oleh pengelola perpustakan itu sendiri. Dengan adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat, atau sumber-sumber informasi lain di seluruh dunia. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Khusus untuk pendidikan Islam, keberadaan teknologi informasi plus internet sangat signifikan dalam membantu meningkatkan kualitas pendidikan Islam tersebut. Kita dapat melihat bahwa dengan kecanggihan teknologi informasi, kini khazanah intelektualisme Islam baik klasik, terlebih lagi modern dapat dikemas dalam sebuah produk berupa software instaler yang dapat dijalankan di komputer, baik desktop, apalagi notebook. Jika dahulu, khazanah intelektualisme itu ada dalam ribuan jilid buku yang membutuhkan banyak biaya untuk mengaksesnya, kini dengan software kita bisa mengaksesnya hanya dengan hitungan detik, bukan hanya satu atau dua kitab, bahkan kita bisa membuka beberapa kitab sekaligus untuk kajian perbandingan misalnya. Hal ini tentu semakin memudahkan para penuntut ilmu-ilmu keislaman untuk lebih memperdalam basis keilmuan mereka dengan mengkaji khazanah intelektualisme Islam klasik dan modern yang seakan sudah berada dalam gengggaman tangan.
Sementara itu, teknologi internet tidak kurang signifikansinya dalam mempermudah akses informasi keilmuan bagi pendidikan Islam. Dengan tersedianya mesin pencari (search engine) kita bisa mencari informasi apa pun di dunia maya. Dalam hitungan detik informasi itu pun tersedia. Kini banyak terdapat website-website yang memberikan layanan free untuk mengakses pengetahuan keislaman (dan umum). Model open source website seperti itu tentu akan mempermudahkan para pelajar muslim untuk mengakses pengetahuan. Berikut ini adalah beberapa contoh website yang menerapkan model open source: www.waqfeya.net; www.al-mostafa.com; www.majles.alukah.net; www.almeshkat.net; www.saaid.net; www.archive.org/detail/opensource; www.library.nu dlsb.
Perkembangan teknologi IT dan internet yang sangat maju ini tentu saja harus dimanfaatkan oleh dunia pendidikan Islam kita demi meningkat mutu dan kualitasnya. Menjamurnya software-software yang menyediakan khazanah intelektualisme Islam klasik dan modern harus dimanfaatkan oleh para pelajar muslim. Mereka kini dimanjakan dengan kemudahan membaca kitab-kitab turats warisan sejarah klasik Islam. Dengan kecanggihan IT ini para pelajar muslim bisa mengkaji kitab-kitab turats untuk dianalisis dengan kaca mata modern. Tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk tidak mau membaca karena semuanya sudah tersedia. Para pemegang kebijakan pendidikan Islam pun seharusnya memanfaatkan momentum ini dengan cara misalnya membuat perpustakaan digital yang bisa digunakan oleh para pelajar yang tidak memiliki komputer di rumahnya. Hanya dengan cara seperti ini, maka pendidikan Islam akan meningkat kualitasnya di masa mendatang.
Keberadaan situs-situs yang menyediakan akses informasi keilmuan yang free, juga sangat membantu terwujudnya kualitas pendidikan Islam yang mumpuni. Dengan tersedianya akses internet yang kian mudah dan murah, dunia pendidikan Islam dapat menyelenggarakan forum-forum diskusi jarak jauh, misalnya dengan fasilitas Face Book, E-mail bahkan e-Learning.
Khusus untuk e-Learning, dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi, seperti Malaysia. Sebagai solusi, e-Learning memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih cepat.
Dikatakan lebih murah karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai ruang pertemuan dan ruang tempat proses belajar mengajar terjadi. Selain itu, dengan metode e-Learning, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor.
Dikatakan lebih baik karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Artinya, kecepatan belajar ditentukan oleh diri sendiri bukan oleh kemampuan yang diseragamkan dalam kelas. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
Dikatakan lebih cepat karena, metode pembelajaran secara e-Learning memberi kebebasan kepada pesertanya untuk tidak menghadiri ruang kelas apabila mereka ingin mendapatkan jawaban atas permasalahan mengenai suatu bidang yang saat ini digelutinya atau dipelajarinya, asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari. Ini sangat berbeda sekali dengan metode pembelajaran konvensional, dimana apabila ada suatu masalah yang memerlukan jawaban, biasanya solusi dari masalah tersebut dijabarkan hanya di ruang kelas saja, umumnya dilakukan oleh staf pengajar.
C. Kesimpulan
Sesungguhnya kemajuan teknologi IT dan internet ini jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka akan mampu membantu terwujudnya kualitas pendidikan Islam yang lebih baik. Kemajuan teknologi IT sesungguhnya membawa angin segar bagi dunia pendidikan Islam karena telah membangkitkan kembali ghirah dirasah Islamiyah dengan kemudahan mengakses kitab-kitab turats warisan sejarah masa lalu Islam. Bukan hanya kitab-kitab turats yang dikemas dalam bentuk software seperti al-Maktabah al-Syamilah. Bukan hanya yang klasik, bahkan kitab-kitab kontemporerpun kini sudah semakin mudah dimiliki oleh kalangan pelajar muslim dalam bentuk file-file PDF yang akurasinya mi’ah fil mi’ah sama dengan kitab aslinya.
Kemajuan teknologi internet pun tidak kurang nilai signifikansinya bagi kemajuan pendidikan Islam, dengan catatan jika dimanfaatkan secara benar. Dengan teknologi internet, para pelajar muslim dapat beriskusi di dunia maya dengan siapapun dan dari belahan dunia manapun. Kini, dengan teknologi internet, seakan sekat-sekat ruang dan waktu tidak berlaku lagi. Kapanpun dan di manapun kita dapat berhubungan dengan orang lain. Pertanyaannya adalah: “sudahkah dunia pendidikan Islam di Indonesia memanfaatkannya?” Wallahu A’lam.
Sesungguhnya kemajuan teknologi IT dan internet ini jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka akan mampu membantu terwujudnya kualitas pendidikan Islam yang lebih baik. Kemajuan teknologi IT sesungguhnya membawa angin segar bagi dunia pendidikan Islam karena telah membangkitkan kembali ghirah dirasah Islamiyah dengan kemudahan mengakses kitab-kitab turats warisan sejarah masa lalu Islam. Bukan hanya kitab-kitab turats yang dikemas dalam bentuk software seperti al-Maktabah al-Syamilah. Bukan hanya yang klasik, bahkan kitab-kitab kontemporerpun kini sudah semakin mudah dimiliki oleh kalangan pelajar muslim dalam bentuk file-file PDF yang akurasinya mi’ah fil mi’ah sama dengan kitab aslinya.
Kemajuan teknologi internet pun tidak kurang nilai signifikansinya bagi kemajuan pendidikan Islam, dengan catatan jika dimanfaatkan secara benar. Dengan teknologi internet, para pelajar muslim dapat beriskusi di dunia maya dengan siapapun dan dari belahan dunia manapun. Kini, dengan teknologi internet, seakan sekat-sekat ruang dan waktu tidak berlaku lagi. Kapanpun dan di manapun kita dapat berhubungan dengan orang lain. Pertanyaannya adalah: “sudahkah dunia pendidikan Islam di Indonesia memanfaatkannya?” Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar