Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
Burung kacamata sangihe atau Sangihe White-eye (Zosterops nehrkorni)
merupakan salah satu dari sekitar 22an jenis burung kacamata (pleci)
yang terdapat di Indonesia. Sayangnya, burung kacamata sangihe yang
endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis burung langka di Indonesia.
Keberadaan burung kacamata sangihe bahkan
terancam punah yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam
status konservasi ‘ktitis’ (Critically Endangered). Status keterancaman
tertinggi lantaran diperkirakan burung endemik Sangihe ini jumlahnya
kurang dari 50 ekor burung dewasa.
Burung kacamata sangihe dalam bahasa Inggris disebut sebagai Sangihe White-eye dengan nama ilmiah (latin) Zosterops nehrkorni. Dulunya burung ini dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (Kacamata dahi-hitam). Namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifrons, Zosterops stalkeri (Kacamata seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata sangihe).
Diskripsi Ciri dan Perilaku. Burung kacamata sangihe atau Sangihe White-eye (Zosterops nehrkorni)
berukuran kecil sekitar 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun
dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam
gelap. Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak
lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning
cerah. bagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna
putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat.
Suara burung
kacamata (pleci) dari Sangihe ini hampir mirip suara burung kacamata
dahi-hitam namun lebih tipis dan halus. Rentetan siulannya mempunyai
nada yang lebih cepat.
Burung endemik
sangihe yang langka dan terancam punah ini sering beraktifitas dibagian
tengah dan atas kanopi hutan pada hutan primer di daerah perbukitan.
Makanan utama burung kacamata sangihe adalah serangka meskipun diduga
juga mengkonsumsi aneka buah.
Habitat, Penyebaran, Populasi dan Konservasi. Habitat burung kacamata sangihe adalah hutan primer pada daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl.
Persebaran burung
pleci ini terbatas dan merupakan burung endemik yang hanya bisa
dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe ini,
burung kacamata sangihe (Zosterops nehrkorni) hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.
Populasi burung kacamata sangihe atau
Sangihe White-eye pun tidak diketahui pasti. Namun birdlife.org
memperkirakan jumlah populasi burung endemik ini tidak lebih dari 50
ekor burung dewasa saja. Jumlah yang sangat sedikit untuk ukuran burung
kecil pemakan serangga. Ancaman utama Zosterops nehrkorni adalah hilangnya habitat.
Berdasarkan perkirakan jumlah populasi, persebarannya yang endemik dengan habitat yang sangat sempit, birdlife dan IUCN Redlist sepakat untuk memberikan status keterancaman tertinggi pada burung kacamata sangihe. Burung ini diberikan status konservasi Critically Endangered (Kritis).
Ironisnya, meskipun populasinya diyakini kurang dari 50 ekor dengan habitat hanya seluas 8 km2 serta dikategorikan sebagai spesies Critically Endangered, anehnya burung kacamata sangihe justru tidak termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi di Indonesia.
Semoga saja burung langka, kacamata sangihe mampu terus bertahan meski dengan habitat dan perhatian yang minim dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar